BASUKUNTI, PRABU  atau WASUKUNTI yang waktu mudanya bernama Suradewa, adalah putera sulung Prabu Wasukunteya, raja Negara Mandura dengan permaisuri Dewi Sungganawati. Ia mempunyai adik kandung  bernama Kuntadewa, yang setelah menjadi raja negara Boja bergelar Prabu Kuntiboja.
  Prabu Basukunti menikah dengan Dewi Dayita, putri Prabu Kunti, raja  Boja. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh 4 (empat) orang putra  masing-masing bernama: Arya Basudewa, Dewi Prita/Dewi Kunti, Arya Prabu Rukma dan Arya Ugrasena.
  Prabu Basukunti mempunyai sifat dan perwatakan;  berani, cerdik  pandai, arif  bijaksana dan suka menolong. Setelah usianya lanjut, ia  menyerahkan tahta kerajaan Mandura kepada putra sulungnya, Arya Basudewa  dan hidup sebagai brahmana sampai meninggal.
  Ada satu peristiwa yang membuat dirinya sebagai seorang ayah hampir  saja kehilangan keseimbangan. Ketika itu putri satu-satunya yaitu Dewi  Kunti hamil padahal belum menikah. Betapa malunya ia. Konon Dewi Kunthi  ini sejak remaja gemar berguru dan mencari ilmu. Salah satu gurunya  bernama Begawan Druwasa. Sang Begawan mewariskan sebuah ilmu bermana Aji Kunta Wekasing Rasa Cipta Tunggal Tanpa Lawan.  Ilmu itu kalau jaman sekarang adalah ilmu rekayasa genetika. Dengan  ilmu itu seseorang bisa mendapatkan keturunan walau tanpa mengadakan  hubungan suami isteri. Jiwa remaja Kunti  penasaran dan ingin mencoba  kesaktiannya. Akibatnya Kunti hamil.
  Prabu Basukunti menuntut agar Begawan Druwasa   bertanggungjawab dan mencari jalan keluar agar aib kerajaan bisa ditutup  dan Kunti tetap perawan. Begawan Druwasa lalu membuat sebuah terobosan  teknologi dengan mengadakan operasi caesar. Uniknya jabang bayi itu  dilahirkan melalui telinga atau karna. Maka bayi itu diberi nama Karna. Kelak menjadi Adipati Awangga.
